Indoswara.net . Waspada Pengalihan Isu Nasional Anggaran DPR Naik, Publik Sibuk Isu Agama .
oleh: Anggun Sofia Ardila
Kenaikan fantastis anggaran operasional Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selalu datang bersamaan dengan pembelokan isu di ruang publik. Pola ini terlihat jelas sepanjang tahun 2025: setiap kali keputusan negara yang penting dan kontroversial disahkan, isu sensasional mulai dari skandal artis hingga sentimen agama langsung mendominasi media massa.
Ini bukan kebetulan. Ini adalah pola terstruktur untuk memastikan isu-isu yang tidak memengaruhi hajat hidup masyarakat digunakan sebagai firewall bagi kebijakan strategis negara.
Dana Reses DPR vs. Petisi Agama
Kabar kenaikan Dana Reses anggota DPR RI dari Rp400 juta menjadi Rp702 juta per anggota mencuat pada Oktober 2025 dan langsung memicu kemarahan publik. Namun, kritik keras terhadap pemborosan ini seketika dibungkam.
Pada 13 Oktober 2025, hanya berselang sehari dari mencuatnya angka reses yang fantastis, isu kontroversi tayangan Trans 7 yang dianggap menghina kiai dan pesantren meledak. Isu ini langsung memicu petisi pencabutan izin siaran dan menjadi headline utama, efektif menggeser fokus dari tuntutan akuntabilitas atas Dana Reses DPR Rp702 Juta.
Pola Berulang 2025: Isu Negara Ditukar Skandal Selebriti
Pola ini telah berulang kali terjadi sejak awal tahun 2025. Media massa tampak terkomando menaikkan isu yang tidak berpengaruh substantif pada masyarakat, tepat saat isu negara mencapai puncaknya:
Isu IKN Ditutup Kehamilan Selebriti. Pada akhir Juli 2025, isu Tambang Ilegal di sekitar IKN yang mulai diselidiki serius langsung tertutupi oleh isu Kehamilan Selebriti Erika Carlina yang viral dan mendominasi pemberitaan hiburan nasional.
Kekerasan Aparat Ditukar Gosip Perceraian. Pada akhir Agustus 2025, gelombang unjuk rasa besar-besaran memprotes tunjangan DPR berujung pada Kematian Pengemudi Ojek Daring Affan Kurniawan akibat kekerasan aparat. Namun, alih-alih fokus pada keadilan, media massa justru dipenuhi Ramalan Perceraian dan Perselingkuhan Artis Ternama yang tidak ada gunanya bagi masyarakat yang dispekulasikan sebagai Pratama Arhan dan Azizah Salsa.
Beban Ekonomi Rakyat Senyap. Keputusan penting seperti Kenaikan PPN menjadi 12% per 1 Januari 2025 dan Pemotongan Anggaran Pendidikan hingga 39% yang memicu protes mahasiswa pada Februari dan Maret 2025, berlangsung tanpa pengawasan publik yang maksimal. Isu-isu ekonomi rakyat ini tenggelam di antara berita perpindahan agama (mualaf) artis, seperti YouTuber dr. Richard Lee, Chef Bobon Santoso, dan Steven Wongso, yang terjadi berturut-turut pada Maret 2025.
Hentikan Keterkecohan Massal
Fenomena ini adalah bukti nyata bahwa isu-isu sensasional secara sistematis digunakan untuk menutupi isu struktural negara. Saat publik sibuk menghakimi etika media atau moral selebriti, DPR berhasil mengamankan Rp702 juta per anggota dan kebijakan kontroversial lainnya.
Masyarakat harus berhenti terkecoh. Sudah saatnya energi kolektif diarahkan kembali pada isu-isu substantif: menuntut transparansi DPR, menolak beban PPN, dan menuntut keadilan atas kekerasan terhadap sipil, sebelum semua isu krusial ini benar-benar disahkan dan dilupakan.